Tim Manajemen

Books for Donation and Gifts - Buku untuk Donasi dan Cendera Mata              Kuliah Kerja Nyata, Kegiatan yang Mubazir                              Kampanye Inklusi Keuangan, Hanya Akal-Akalan                      

Aktivitas Bagian dari Ibadah

"Kami berkomitmen menggunakan waktu sebagai patokan utama dalam mengejar pencapaian dan kinerja organisasi. Menjadikan setiap aktivitas organisasi sebagai salah satu bentuk manifestasi amal shaleh, serta nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Bekerja secara profesional, mengutamakan tim kerja dan mengarusutamakan nilai-nilai  dan prinsip-prinsip yang dijadikan landasan dan filosofi Yayasan Gemma Nine: Al Qur'an dan Sunnah" 

Cakra Achmad                                                

Ketua - Direktur Eksekutif 

Lahir di Makassar, 13 Januari 1971. Menyelesaikan pendidikan SD, SMP hingga SMA di Makassar. Setelah tamat SMA, Cakra hijrah ke Bandung melanjutkan pendidikan di ITB dan menamatkan kuliahnya di Jurusan Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung, Sejak meninggalkan bangku kuliah, Cakra bekerja selama kurang lebh tujuh tahun sebagai profesional di beberapa perusahaan asing dan nasional.

Bulan Desember tahun 2003, Cakra memutuskan meninggalkan pekerjaannya di korporasi. Dan pada bulan Januari tahun 2004, bersama beberapa teman semasa kuliah, mendirikan perusahaan yang bergerak dibidang konsultan manajemen dan perencanaan. Setelah lebih dari 13 tahun, perusahan tersebut masih tetap eksis. Katanya, hal itu penting, karena hasilnya cukup lumanyan untuk dapur dan mendukung aktivitasnya di bidang sosial dan kehidupan NGO.

Bersama beberapa mantan aktivis mahasiswa dan tokoh reformasi, Maret 2004, Cakra membentuk kelompok kajian dan diskusi ekonomi, sosial dan politik, yang kemudian berkembang menjadi semacam ormas yang dikenalkan ke publik dengan branding: Gemma 9. Menurutnya, organisasi ini, membawanya kembali muda, energik dan idealis. Mempertahankan idealisme di organisasi non pemerintah, jauh lebih mudah, aman dan konsisten. Dibanding harus tunduk dengan hukum korporasi dan politik praktis.

Bekerja sebagai konsultan, trainer, fasilitator, relawan, bahkan kadang provokator, mengantarkannya bertemu dengan banyak pihak yang jauh lebih tua dan berpengalaman di berbagai bidang dan kerja-kerja kemanusiaan. Sebagai koordinator relawan di Aceh, Cakra memperoleh beribu pengalaman nyata. Cakra belajar tentang makna "korban" dan "penderitaan".  Dia juga kaget dengan kalimat, "kami  melawan penderitaan di manapun berada", yang menjadi motto salah satu organisasi kemanusiaan.

Frase itu memberinya inspirasi yang tiada habis-habisnya. Ditambah lagi pengalamannya terlibat langsung dalam misi evakuasi jenazah, menggali kubur, mengangkat logistik bantuan, bertemu pengungsi yang curhat, mengurusi relawan yang rewel dan cengeng, berkoordinasi, melakukan fundrising, sampai berkerja sebagai konsultan, trainer dan fasilitator, membuatnya makin, memahami penderitaan dan membuatnya makin tangguh.

Selain itu, dia sempat bermitra, menjadi konsultan dan fasilitator dengan berbagai macam organisasi internasional, seperti Oxfam GB, CIDA-GenAssist, USAID, Trocaire, dan sebagainya. Itu semua dilakukannya di Aceh, Sumut, Padang, Jakarta, Bogor, Yogjakarta, sampai ke Makassar. Pekerjaan ini memberinya ilmu, pengalaman dan polesan model manajemen NGO yang tidak akan diperolehnya di dunia akademis maupun dari kaum intelektual kampus.

Cita-citanya menjadi relawan seumur hidup, mendapat tempat di Gemma Nine. NGO yang terus menerus di-maintain, dikembangkan dan ditransformasikan menjadi organisasi non pemerintah yang idealis dan profesioanal. Cakra, banyak menhabiskan waktunya bersama relawan Gemma 9, mengerjakan program dan kegiatan sosial dan kemanusiaan. Namun, ia kadang bekerja sambilan sebagai konsultan manajemen dan trainer dari beberapa klien grup korporasi. Khususnya, konsultan dibidang: engineering, management, business development, finance analysis, sampai urusan penerapan safety management.

Katanya, pekerjaan sebagai konsultan, cukup menantang dan mengasyikkan. Selain karena bahasa yang digunakan berbau asing dan kadang absurd, orang yang ditemuinya pun kadang kala lucu dan mengejutkan. Menurut Bang Cakra, begitu dia biasa di sapa sesama aktivis, semua kegiatan yang dilakukannya mudah-mudahan bisa bernilai ibadah dan bermanfaat bagi sesama dan lingkungannya. Amiin

         

Minha Husaini

Penasehat      

Lahir di California Amerika Serikat, Minha menamatkan pendidikan magisternya di USC dan UCLA Barkley. Minha menyandang gelar magister di bidang kesehatan masyarakat dan magister administrasi publik. Masa kecilnya dihabiskan di Malaysia, mengikuti orang tuanya yang bekerja sebagai dosen dan akademisi di beberapa perguruan tinggi di Malaysia.

Minha bergabung menjadi staf dan relawan Gemma 9, sejak Maret 2005. Berangkat dari Amerika, transit di KL Malaysia, kemudian tiba di Banda Aceh, Pengalaman nyata di lokasi bencana di Aceh membuatnya shock dan sedih melihat kenyataan di lapangan. Baginya, kedahsyatan gempa dan tsunami Aceh, tidak sama dengan yang ia tonton di CNN. Ini lebih parah, katanya. Aceh memang parah, massif dan butuh kerja rehabilitasi dan rekonstruksi yang super keras dan lama. Terlalu banyak masalah, hambatan dan bidang pekerjaan yang harus diselesaikan. Terlalu banyak isu kemanusiaan, apalagi diperparah dengan kondisi politik. Aceh masa itu masih berstatus daerah konfilik.

Minha kemudian memutuskan bekerja all out selama bertahun-tahun untuk Aceh. Namun tahun 2008 dia kembali ke "peradaban"nya di Amerika. Membantu calon Mr. President. Sebagai staf dan direktur outreach kampanye presidensial Obama.

Sebelumnya, Minha telah bekerja diberbagai bidang, mulai dari kedubes AS di Pakistan, perusahaan farmasi, sampai konsultan dibeberapa lembaga internasional. Menurutnya, bekerja sebagai konsultan di UNICEF adalah pengalaman luar biasa. Dia takjub dengan kompleksya persoalan yang dihadapi organisasi PBB di lapangan. Ternyata, seorang konsultan,  masih butuh konsultan lain. Consultant needs consultant.

Sebagai aktivis NGO, sekaligus aktivis muslim Amerika, Minha  banyak menghadapi tantangan dan hambatan. Khususnya tekanan yang terjadi padanya pascaperistiwa 911 tahun 2001. Oleh karena itu, dia selalu menyampaikan, "saya akan kembali" untuk warga dunia. Menjadi relawan dan berjuang bersama. Namun tetap konsisten berjuang untuk keadilan bagi warga Amerika yang terpinggirkan.   

Herlina Septiarti

Representasi Relawan  

Lahir di Jakarta, 23 September 1980. Menempuh pendidikan SD, SMP,SMA di Jakarta, dan menamatkan pendidikan tingginya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 2005. Sejak menyelesaikan pendidikan terakhirnya, Herlina Septiarti, memulai profesinya sebagai dokter di Puskesmas Kebayoran Baru Jakarta, dan pada Nopember 2005, bertugas sebagai dokter PTT di pedesaan Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Nanggroe Aceh Darusssalam.

Beberapa bulan sebelumnya, Lina bergabung menjadi relawan medis dan evakuasi Gemma 9 di Banda Aceh dan Aceh Besar, yang ia jalani sejak lima hari pasca terjadinya bencana Gempa Bumi dan Tsunami di Aceh 26 Desember 2004. Selama hampir empat tahun bertugas di Aceh, Lina menjalani profesinya sebagai dokter di beberapa organisasi kemanusiaan: Gemma 9, Mer-C, Rumah Sakit Bulan Sabit Merah Indonesia, Klinik PKPU dan sebagainya; Namun, sejak akhir tahun 2008, Lina pindah ke Jakarta dan bekerja sebagai dokter umum di beberapa klinik kesehatan.

Sejak akhir tahun 2012, Lina memilih mengikuti suami pindah ke Makassar. Dan untuk sementara fokus mengurus keluarga dan tiga anak-anaknya yang masih dalam masa pertumbuhan.

Namun, di sela-sela kesibukannya sebagai ibu rumah tangga, istri yang kadang membantu pekerjaan suami, dan tetap sesekali menerima pasien, Lina menyempatkan waktunya mengurusi relawan Gemma 9, serta mendalami ilmu dan hikmah tentang Al Quran, Hadits, dan Sejarah Islam.

Akhirnya, dengan waktu yang tersisa baginya hanya sedikit, dan selalu diliputi kekhawatiran menjadi bagian dari golongan orang-orang yang  merugi, ia kemudian berkomitmen, Insya Allah menggunakannya untuk ber-amar ma’ruf nahi mungkar, dengan caranya sendiri. Menulis, menulis, dan menulis…

Muhammad Kurdi


Sekretaris Eksekutif

Lahir di Pinrang, Sulawesi Selatan, 1 Mei 1994. Menamatkan pendidikannya di Jurusan Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Alauddin, Makassar. Sebagai aktivis muda Gemma 9, Kurdi mulai "karir"nya sebagai aktivisis sejak tahun 2013, mengurusi dan mengajar anak-anak jalanan di Kota Makassar.

Komitmen dan kesabarannya, mengedepankan kepentingan orang lain, mempertemukannya dengan Gemma 9 pada tahun 2014. Masa mahasiswanya di habiskan di kampus dan urusan kerelawanan. Minatnya dalam kajian agama dan filsafat, menjembataninya menyelesaikan risetnya tentang kehidupan petani gula aren dan relasi patron klien dalam teori subsistensi. Petani, menurut teori itu, untuk kondisi apapun selalu mengandalkan kepastian akan adanya orang di luar dirinya yang akan selalu siap membantunya, khususnya ketika mereka menghadapi masalah ekonomi keluarga. Harga penjualannya kemudian bisa diatur. Yang penting patronnya senang. Subsistensi.

Di usia muda, Kurdi adalah mahasiswa dan pemuda langka, diantara kerumunan mahasiswa yang sibuk dengan gaya hidup dan dunia medsos. Status dan eksistensi mahasiswa makin bergeser. Dari idealis menjadi pragmatis. Namun, bro Kurdi, lumayan beda. Idealisme tetap terjaga, Cita-cita jalan terus. Kerja-kerja kerelawanan masih menantang. Menurutnya, masih terlalu banyak yang harus dilakukannya. Kurdi super sibuk, untuk urusan dan kepentingan orang lain. Kurdi telah bermanfaat bagi sesamanya. Rekan, teman, sahabat, keluarga, dosen dan sudah pasti bagi anak jalanan yang terpinggirkan di sudut-sudut kota Makassar.

Menjabat sebagai sekretaris eksekutif, pasti tidak mudah, namun kesempatan dan jalan panjang yang akan ditempuhnya, telah terbuka... .
Saifullah

Manager Program

Lahir di Sinjai, Sulawesi Selatan, 22 April 1994. Menempuh pendidikannya di Jurusan Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Alauddin, Makassar. Masuk dan terjun di dunia aktifis sejak tahun 2013, mengurus dan mengajar anak jalanan di Kota Makassar. Pada tahun 2014 ikut serta dalam kegiatan-kegiatan sosial yang dilaksanakan oleh Gemma 9.
Hamka J

Manager Program Bantuan Kemanusian

Lahir di Pinrang, 17 Agustus 1992 menyelesaikan studi di sekolah tinggi ilmu hukum cokroaminoto Pinrang. Akhir tahun 2010 ikut bergabung dalam salah satu organisasi bakat dan minat yang berorientasi alam bebas di Makassar. Pada tahun 2015 ikut serta dalam kegiatan sosial yang diadakan oleh Gemma 9. Sejak Saat itu "Bang Jek" panggilan akrabnya mulai rutin ikut dalam kegiatan-kegiatan sosial kemanusian Gemma 9.

Sulkia Reski


Outreach Officer

Lahir di Jeneponto, 13 April 1995. Mahasiswi  Jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi. UIN Alauddin Makassar. Sejak dibesarkan di Lamuru, Bone, penulis mengisi waktu senggangnya dengan melahap beragam buku favorit seputar sejarah, politik, sosial dan novel-novel bernuansa sastra. Kegemarannya membaca dan berdiskusi, menjaga dirinya tetap berhasil menuangkan pikiran dan gagasan dalam berbagai topik tulisannya di media kampus.

Pernah menulis beberapa cerpen dan sajak-sajak yang katanya masih di simpan di almari sebagai bekal dan catatan pergolakan batinnya. Perawakannya yang imut tidak menjadikan nyalinya ciut ketika berikrar dan menabuh genderang perang akan melawan raksasa media, yang menurutnya banyak yang idealismenya “sakit” dan telah tergadai oleh kepentingan modal.

Sebagai pecinta dunia jurnalistik, jiwanya pun seakan selalu terbang beserta angan-angan mendirikan atau membangun media yang bebas modal.  Saat ini, Sulkia aktif dan bekerja di Makassar sebagai staf konsultan manajemen dan pendidikan, serta tenaga relawan pengajar yang fokus membantu pendidikan anak-anak jalanan, kaum rentan dan putus sekolah. Baginya, aktivitas kesehariannya, paling tidak adalah kembaran dari dunia nyata yang mampu menjadi wadah perjuangannya membuka akses pendidikan untuk anak-anak yang kurang mampu dan putus sekolah.

Sulkia, bergabung dengan Gemma 9, sejak 2015, mengikuti kajian dan diskusi. Sesekali turun ke lapangan mengadvokasi kebijakan publik dan kebijakan kampusnya. Nekat.

Namun baginya menjadi relawan di desa yang  terpencil jauh lebih nekat. Tapi hal itu tetap saja selalu menggodanya. Sepertinya, relawan sampai mati bisa jadi perjalanan hidupnya nanti…


INFO
Email: info@gemmanine.org
You tube : Official Gemma9
:   +62-852-291-274
WhatsApp: +62-813-3962-8060 (Cakra Achmad)
The Gemma Nine
National Instiitute for Empowerment
Copyright ©2018 Gemma 9. All right reserved.