Artikel

Books for Donation and Gifts - Buku untuk Donasi dan Cendera Mata              Kuliah Kerja Nyata, Kegiatan yang Mubazir                              Kampanye Inklusi Keuangan, Hanya Akal-Akalan                      

Artikel Kesehatan
Kisah Tentang Ruqyah
Oleh: Herlina Septiarti


Ruqyah adalah bacaan-bacaan berupa permohonan, perlindungan dengan menggunakan ayat-ayat, zikir-zikir dan doa-doa yang ditujukan kepada Allah SWT untuk tujuan pengobatan secara syar’i berdasarkan Al Qur’an dan sunnah yang shahih.

Setelah bertaddabur untuk mencapai kehidupan spiritual yang makin sehat, dengan meyakini dan mengimani Al Qur’an, kita akan menemukan bahwa Al Qur’an berkali-kali menyatakan "dirinya" sebagai petunjuk dan penawar bagi orang yang beriman. Salah satunya yang dinyatakan dalam Surah  Fushshilat 41:44;



“Dan sekiranya Al Qur’an kami jadikan sebagai bacaan dalam bahasa selain Arab niscaya mereka akan mengatakan, ”Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” Apakah patut (Al Qur’an) dalam bahasa selain bahasa Arab sedang (rasul), Orang Arab? Katakanlah, Al Qur’an adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, dan (Al Qur’an) itu merupakan kegelapan bagi mereka. Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh.”



Sebagai obat atau penawar, Al Qur’an juga banyak mengandung petunjuk tentang kesehatan dan gaya hidup sehat. Termasuk petunjuk tentang makanan dan minuman yang baik, sehat dan bergizi tinggi. Contohnya: madu, jahe, susu dan kurma.

Al Qur’an dan Sunnah juga memuat tata cara maupun pedoman mengenai perilaku yang seharusnya dimiliki seorang muslim. Sebagai contoh, Al Qur’an menyebutkan bahwa kita tidak boleh bersikap berlebihan dalam melakukan berbagai hal, termasuk dalam soal tata cara makan dan minum.

Kehidupan spiritual tidak berdiri sendiri. Selalu ada hubungan timbal balik dengan kesehatan jasmani. Banyak penelitian yang sejalan dengan konsep yang ada dalam Al Qur’an. Madu misalnya, adalah salah satu makanan yang disebutkan dalam Al Qur’an, yang telah dibuktikan secara ilmiah, sebagai makanan yang bergizi dan sangat baik bagi kesehatan tubuh.

Diantaranya; madu yang mengandung zat anti oksidan yang tinggi dapat mempercepat proses penyembuhan suatu penyakit.  Demikian pula dengan kurma dan air minum, yang terdapat dalam kisah tentang Maryam saat  melahirkan anaknya, Nabi Isa A.S. (QS Maryam 19: 24-25).

Dalam pandangan medis, pada saat seorang perempuan melahirkan, dia mengalami pendarahan yang sangat banyak, kesakitan yang luar biasa, kelelahan, capek dan mengantuk. Dia juga lapar dan haus. Oleh karena itu, pascamelahirkan, perempuan membutuhkan makanan yang mengandung kalori yang besar dalam waktu segera. Selain itu, makanan tersebut  harus cepat dicerna oleh tubuh.

Karenanya, kurma sebagai salah satu makanan yang mengandung gula yang berkalori tinggi serta memiliki komposisi kimia dalam bentuk gula sederhana sangat dibutuhkan oleh perempuan yang baru saja melahirkan. Apalagi, sifat kurma yang cepat dan mudah dicerna oleh tubuh, sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan kalori yang bersifat segera.

Air sebagai Cairan Penyembuh

    Air yang diminum pada kisah Maryam ketika melahirkan, merupakan cairan    pengganti. Mengingat saat mengalami persalinan, jumlah cairan dalam bentuk darah yang keluar dari tubuh sangat banyak. Cairan tersebut harus segera diganti. Air adalah zat pengganti cairan tubuh dan penyembuh yang luar biasa. Demikian halnya terdapat pada kisah Nabi Ayub yang menderita penyakit, namun diberi kesembuhan oleh Allah SWT melalui media air yang digunakan untuk mandi dan minum (QS Shad 38:41-42).

Selain itu, banyak kisah-kisah lain dalam Al Qur’an yang menceritakan mengenai penyakit dan penyembuhan yang dihadapi para nabi dan orang-orang shaleh. Misalnya kisah tentang Nabi Isa, dengan izin Allah, mengobati orang yang buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit kusta (QS Ali Imran 3:49).

Dalam kisah-kisah tersebut terdapat pembelajaran, bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika Allah SWT menginginkan terjadinya sesuatu. Demikian halnya dalam melakukan ruqyah. Seseorang harus berdoa dan memohon dengan penuh keimanan serta  berikhtiar semampunya dalam batas-batas ilmu dan sumber daya pengobatan yang dia miliki.

Hasilnya? Tentu saja penyembuhan hanya terjadi sesuai dengan ketentuan dan kehendak Allah SWT. Seperti peristiwa rugyah yang dikisahkan dalam Shahih Bukhari No 2115. Dimana, seorang sahabat Rasululah, dengan penuh keyakinan dan keimanan, menggunakan surah Al Fatihah sebagai ayat untuk me-ruqyah suatu penyakit akibat sengatan binatang.

Mari kita mentadabburi surah-surah di dalam Al Qur’an dan merenungkan kisah sahabat Rasulullah tersebut, seperti yang kami kutip dalam hadist di bawah ini. Sekaligus untuk menguji tingkat keimanan kita dan merenungkan kekuasaan Allah SWT yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Kemudian menyadari betapa kemampuan rasionalitas manusia  yang belum dapat menjangkau ilmu tersebut, mengingat kepemilikan ilmu yang dianugerahkan Allah SWT kepada kita, sangat terbatas dan memang cuma sedikit.



Telah menceritakan kepada kami Abu An-Nu'man telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Abu Bisyir dari Abu Al Mutawakkil dari Abu Sa'id radliallahu 'anhu berkata; Ada rombongan beberapa orang dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang bepergian dalam suatu perjalanan hingga ketika mereka sampai di salah satu perkampungan Arab penduduk setempat mereka meminta agar bersedia menerima mereka sebagai tamu penduduk tersebut namun penduduk menolak. Kemudian kepala suku kampung tersebut terkena sengatan binatang lalu diusahakan segala sesuatu untuk menyembuhkannya namun belum berhasil. Lalu diantara mereka ada yang berkata: "Coba kalian temui rombongan itu semoga ada diantara mereka yang memiliki sesuatu. Lalu mereka mendatangi rombongan dan berkata: "Wahai rombongan, sesungguhnya kepala suku kami telah digigit binatang dan kami telah mengusahakan pengobatannya namun belum berhasil, apakah ada diantara kalian yang dapat menyembuhkannya?" Maka berkata, seorang dari rambongan: "Ya, demi Allah aku akan mengobati namun demi Allah kemarin kami meminta untuk menjadi tamu kalian namun kalian tidak berkenan maka aku tidak akan menjadi orang yang mengobati kecuali bila kalian memberi upah. Akhirnya mereka sepakat dengan imbalan puluhan ekor kambing. Maka dia berangkat dan membaca Alhamdulillah rabbil 'alamiin (QS Al Fatihah) seakan penyakit lepas dari ikatan tali padahal dia pergi tidak membawa obat apapun. Dia berkata: "Maka mereka membayar upah yang telah mereka sepakati kepadanya. Seorang dari mereka berkata: "Bagilah kambing-kambing itu!" Maka orang yang mengobati berkata: "Jangan kalian bagikan hingga kita temui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu kita ceritakan kejadian tersebut kepada Beliau shallallahu 'alaihi wasallam dan kita tunggu apa yang akan Beliau perintahkan kepada kita". Akhirnya rombongan menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu mereka menceritakan peristiwa tersebut. Beliau berkata: "Kamu tahu dari mana kalau Al Fatihah itu bisa sebagai ruqyah (obat)?" Kemudian Beliau melanjutkan: "Kalian telah melakukan perbuatan yang benar, maka bagilah upah kambing-kambing tersebut dan masukkanlah aku dalam sebagai orang yang menerima upah tersebut". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tertawa. Abu 'Abdullah Al Bukhariy berkata, dan berkata, Syu'bah telah menceritakan kepada kami Abu Bisyir aku mendengar Abu Al Mutawakkil seperti hadits ini.



Wallahu alam bishawab

(Sumber dikutip dari buku: Amalan Ramadhan dalam Tinjauan Kesehatan Spiritual dan Jasmani; Herlina Septiarti, 2017)

 

     





INFO
Email: info@gemmanine.org
You tube : Official Gemma9
:   +62-852-291-274
WhatsApp: +62-813-3962-8060 (Cakra Achmad)
The Gemma Nine
National Instiitute for Empowerment
Copyright ©2018 Gemma 9. All right reserved.